Sonar (Singkatan
dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah
yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan
penjalaran suara dalam untuk navigasi atau mendeteksi keberadaan suatu
objek (http://fisika-online1.blogspot.co.id/2015/07/sistem-sonar.html). Teknologi
alami yang terdapat pada kelelawar dan lumba-lumba, kini ditiru oleh manusia.
Manusia memanfaatkan Sistem Sonar untuk
berbagai keperluan, seperti yakni sonar pada kapal selam, radar, atau bahkan juga sistem USG pada bidang kesehatan. berikut ini merupakan uraian selengkapnya:
Manusia
tidak harus menggunakan “meteran” untuk mengukur kedalaman laut. Bisa
dibayangkan bagaimana tingkat kesulitannya jika untuk mengukur kedalaman laut menggunakan
alat ukur panjang. Lalu bagaimana cara mengetahui kedalaman laut. Kedalaman
laut bisa diketahui oleh manusia dengan menggunakan sistem sonar. Cara kerjanya
adalah sebagai berikut :
Sebuah
kapal dilengkapi dengan piranti berupa Echo Sounder dan Hidrofon.
Echo
Sounder mengeluarkan bunyi dengan frekuensi tinggi mengarah pada dasarlaut
Gelombang
bunyi akan merambat hingga akhirnya sampai di dasar laut, setelah itu akan dipantulkanke kapal sebagai bunyi gema (echo),
Bunyi
gema (echo) ditangkap kembali oleh kapal melalui piranti Hidrofon.
Pengamat
mengukur waktu yang dibutuhkan oleh bunyi sejak pertama kali dikeluarkan dari
Echo Sounder hingga bunyi echo tertangkap oleh hidrofon.
Setelah
proses tersebut, bagaimana cara mengetahui kedalaman laut? Dari kapal bunyi dipancarkan
dan bergerak dengan kecepatan v.
Suatu saat akan sampai di dasarlaut (h).
Sampai di dasar laut bunyi akan dipantulkan kembali ke kapal. Karenakecepatan selama proses ini dianggap sama, maka waktu yang
dibutuhkan bunyi untukbergerak dari kapal ke
dasar laut akan sama dengan waktu yang dibutuhkan oleh bunyipantul dari dasar laut ke kapal. Sehingga jika selang waktu
yang dibutuhkan selamaproses ini adalah t,
dan jarak tempuh bunyi selama proses bolak-balik adalah 2h, maka dapat dirumuskan :
h=v.t/2
Besarnya
kecepatan perambatan bunyi di dalam air adalah sekitar 1500 m/s. Berikut ini merupakan video hasil pencitraan sistem sonar dan kerja dari sistem sonar
Pada
dunia kedokteran, sistem sonar diterapkan dalam teknologi Ultrasonografi (USG). USG adalah suatu teknik diagnostik pencitraan
yang menggunakan ultrasonik yaitu gelombang suara dengan frekuensi yang lebih
tinggi dari kemampuan pendengaran manusia. Teknik ini digunakan untuk mencitrakan
organ internal dan otot, ukuran serta strukturnya. Secara umum kegunaan USG
adalah membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh. Pemeriksaan USG ini mengunakan frekuensi10MHz
( 1- 10 juta Hz). Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari
kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Transducer
bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik
yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer,
yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari.
Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus
jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang
dulaluinya. Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.
Radar (Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik
yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map
benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan
informasi cuaca(hujan).Panjang
gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu
meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari
suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa
sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan
lokasinya dan kadang-kadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar.
Ada jenis radar yang mampu menembus permukaan tanah (Ground Penetrating Radar/GPR). Pada
dasarnya, radar bekerja dengan cara mengirimkan impuls gelombang
elektromagnetik (EM) dan kemudian menangkap gema-nya. Pengiriman impuls
dapat dilakukan langsung dalam kawasan waktu atau secara tak langsung
dengan mensintesa gema radar pada kawasan frekuensi.
Prinsip radar geometri pencitraan GPR yaitu data
pantulan untuk satu titik pencitraan akan berupa suatu fungsi waktu
yang menyatakan letak dan kekuatan pemantul sepanjang perjalanan
gelombang. Bentuk data radar yang paling mendasar ini disebut sebagai sapuan jenis-A atau A-scan.
Untuk kasus impuls Dirac, pantulan ideal akan berupa impuls Dirac yang
tertunda dan dilemahkan. Jika penyapuan dilakukan sepanjang suatu garis
lurus, akan diperoleh sekumpulan A-scan yang menyatakan
letak-letak pemantul pada kedalaman tertentu sepanjang garis. Untuk
pemantuk berupa benda titik, profil pantulan akan berbentuk hiperbola
tertelungkup. Hasil penyapuan yang demikian disebut sebagai B-scan. Jika B-Scan dilakukan berkali-kali sehingga meliputi suatu bidang datar, maka hasilnya adalah gambaran dimensi tiga yang disebut sebagai C-scan (http://kusnantomukti.blog.uns.ac.id/2011/11/radardansonar/).
Hampir semua jenis kelelawar
merupakan nocturnal, yaitu mahluk yang aktif di malam hari.Memiliki kemampuan
Echolocation. Mungkin Kamu selama ini menyangka bahwa kelelawar itu buta,
tetapi sebenarnya kelelawar itu tidak buta. Bahkan, penglihatan kelelawar
terbilang cukup baik. Meski begitu, kelelawar cenderung lebih menggunakan
sistem sonar yang dimilikinya dalam memburu mangsanya. Sistem sonar tersebut
disebut dengan Echolocation. Dengan kemampuan echolocation, kelelawar pada
awalnya mengeluarkan suara frekuensi tinggi (sejenis teriakan) melalui mulut
atau hidungnya, suara tersebut kemudian memantul kembali ke mereka ketika ada
sesuatu di depannya. Dengan cara itulah kelelawar mampu untuk menentukan lokasi
mangsanya, meski suasana sangat gelap. Suara yang diproduksi kelelawar itu
tidak bisa didengar oleh manusia. Perlu Kamu tahu bahwa kemampuan echolocation
kelelawar sangat sensitif, karena mampu mendeteksi benda yang sangat tipis.
Suara kelelawar tersebut diproduksi
oleh larynx atau kotak suara dengan cara memaksa udara untuk melewati membran
vocal yang sangat tipis yang hanya dimiliki oleh kelelawar. Tahukah Kamu?
Ketika kelelawar sedang mencari mangsanya biasanya mereka mengeluarkan 10
getaran suara per detiknya, tetapi ketika lokasi mangsanya sudah ditemukan maka
akan diproduksi 200 getaran suara dalam setiap detiknya, sehingga mereka dapat
mengejar dan menangkap mangsanya.
2.Lumba-Lumba
Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas
kepalanya. Tepat di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi
udara. Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini, mereka
menghasilkan suara bernada tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin
akustik yang memfokuskan suara yang dihasilkan gumpalan kecil jaringan lemak
yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, suara ekolokasi ini
dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Suara lumba-lumba segera
memantul kembali bila membentur benda apa pun. Lumba-lumba mendengarkan seksama
pantulan suara ini. Gelombang suara ini ditangkap di bagian rahang bawahnya
yang disebut "jendela akustik". Dari sini, informasi suara diteruskan
ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Pantulan
suara dari sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari
mereka, berikut ukuran dan pergerakannya. Berkat perangkat ini, lumba-lumba
dapat memindai wilayah yang luas; bahkan memetakan samudra. Inilah sistem sonar
sempurna yang dengannya lumba-lumba memindai dasar laut layaknya alat pemindai
elektronik.
Lumba-lumba juga menggunakan sistem sonar untuk
berkomunikasi secara mengagumkan. Mereka mampu saling berkirim pesan meski
terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km. Artinya, seekor lumba-lumba di selat
Bosphorus dapat berkomunikasi dengan rekannya di selat Dardanela. Lumba-lumba
paling sering berkomunikasi secara menakjubkan untuk menemukan pasangan dan saling
mengingatkan akan bahaya.
Sebenarnya apakah perbedaan antara bunyi dan suara? Pernah terpikir bagaimana manusia dapat mendengar berbagai macam suara atau bunyi-bunyian? bagaimana uniknya sistem pendengaran kita? Lalu bagaimanakah hewan dapat mendengar? dan bagaimana ikan dapat mendengar di dalam air?
Selain hal-hal di atas banyak teknologi saat ini yang menerapkan dasar mengenai bunyi dan suara dalam cara kerjanya seperti USG, sistem sonar pada kapal selam dan lain sebagainya. Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai keajaiban pendengaran pada makhluk hidup kita perlu tahu sedikit mengenai bunyi dan suara.
Berdasarkan pendapat para ahli, defenisi dari bunyi
atau suara adalah sebagai berikut :
1.Suara
merupakan gangguan mekanik dalam medium gas, cair atau padat dikarenakan
getaran molekul. (Bell, 1996).
2. Bunyi adalah perubahan tekanan dalam udara
yang ditangkap oleh gendang telinga dan disalurkan ke otak (Harrington dan
Gill, 2005).
3.Bunyi
adalah suatu gelombang berupa getaran dari molekul – molekul zat yang saling
beradu satu dengan yang lainnya secara terkoordinasi sehingga menimbulkan
gelombang dan meneruskan energy serta sebagian dipantulkan kembali. Media yang
dilalui mempunyai massa yang elastik sehingga dapat mengantarkan bunyi
tersebut. (Sarwono, 2002).
4.Bunyi
atau suara didefenisikan sebagai serangkaian gelombang yang merambat dari suara
sumber getar sebagai akibat perubahan kerapatan dan juga tekanan udara
(Gabriel, 1996).
5.Gelombang
bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal, gelombang bunyi tersebut dapat dijalarkan
di dalam benda padat, benda cair dan gas (Halliday, 1990).
TABEL
BATAS PENDENGARAN MANUSIA
Berikut ini merupakan kemampuan
batas dengar manusia yang telah diteliti oleh pemerintah Amerika Serikat, U.S Government-Occupational Safety and
Healthty Act.
90 dB
8 jam
92 dB
6 jam
95 dB
4 jam
97 dB
3 jam
100 dB
2 jam
105 dB
1 jam
110 dB
30 menit
115 dB
15 menit
Dari
tabel di atas terdapat istilah yakni dB atau singkatan desibel. Desibel
menyatakan satuan kekerasan untuk bunyi. Telinga manusia meemiliki ambang batas
pendengaran di angka 120 dB, di angka 120 dB telinga manusia akan mulai
merasakan sakit. Angka 1220 dB ini juga disebut dengan threshold of pain.
Studi ilmiah tentang pendengaran
mulai dengan serius pada tahun 1500-an. The Examination of the Organ Hearing
diterbitkan pada tahun 1562, mungkin merupakan kerja besar pertama yang
ditunjuk pada telinga. Pengarangnya adalah Bartolomeo Eustachio (1520-1574).
Namanya diabadikan sebagai tuba Eustachio atau tuba faring-timpani yang
menghubungkan rongga telinga tengah yang berisi udara dengan bagian belakang
tenggorokan.
Eustaachio meneliti pada saat ia
menjadi professor di Roma, pada saat yang lebih kurang sama saat Andreas
Vesalius melakukan revolusi di bidang anatomi di Padua. Bukunya tentang telinga
mencakup beberapa bagian yang telah diketahui oleh para ilmuan, termasuk tuba
yang sekarang menggunakan namanya. Tuba ini telah diuraikan lebih kurang 2000
tahun sebelumnya oleh tabib Yunani, yaitu, Alemaeon dari Croton (Kindersley.
1996: 54).
Ahli anatomi-mikro dan anatomi mini
dari italia, yaitu Antonio Valsava ( 1666-1723) memperbarui dan memperluas buku
Eustachio dengan bukunya sendiri on the Human Ear pada tahun 1704. Ia merupakan
orang pertama yang mengetahui bahwa telinga terdiri atas selaput gendang dan 3
tulang kecil, yaitu tulang-tulang osikula, telinga dalam meliputi kokhlea
berbentuk rumah siput, saluran setengah lingkaran, dan rongga-rongga lain yang
berisi cairan (Kindersley. 1996: 54).
Organ corti diberi nama
dari seorang ahli anatomi yaitu Alfonso Corti (1822-1888), ia menemukan
sekelompok selaput berbentuk V melingkar-lingkar di dalam koklea. Lebih dari
15000 sel-sel berambut berderet-deret di dasar selaput. Daerah sel-sel rambut
yang berbeda-beda menghasilkna sinyal-sinyal saraf yang berbeda pula ketika
digetarkan oleh frekuensi tinggi atau rendah di dalam cairan sekeliling mereka
oleh suara-suara yang melengking atau yang rendah (Kindersley. 1996: 55).
Sir Charles Bell, dilahirkan di
Edinburgh, Skotlandia pada bulan November 1774 dan meninggal pada tanggal 28
April 1842 di Nort Hallow. Ia seorang ahli bedah, ahli anatomi dan ilmu faal.
Ia memiliki pribadi yang tertutup dan kurang berkomunikasi dengan orang lain,
walau memiliki semangat yang tinggi dalam penelitian ilmiah. Objek hasil penelitiannya
antara lain:
Menyelidiki
susunan syaraf manusia yakni syaraf sensoris dan syaraf motoris.
Penemuan
mengenai indera keenam, dalam penemuannya iamenemukan indera keenam itu ada dalam
otot-otot, di antara persambungan tulang-tulang dan labirin.
Dalam
penelitiannya tentang cochlea (bagian dalam telinga) ia menemukan terdapat syaraf-syaraf
yang disusun untuk berespons terhadap gelombang suara dari yang paling rendah hingga
yang paling tinggi.
Bell
tidak memiliki buku yang diterbitkan, karena sebagian besar penemuan dan
penelitiannya tidak dipublikasikan, tetapi sebaliknya hanya disimpan sebagai
catatan pribadi, sebagai bahan kuliah, dan bahan diskusi dengan rekan-rekannya
(Ladislaus.2004:45).
5.Herman
Ludwig Ferdinand Von Helmholtz (1821-1894)
Herman
Ludwig Ferdinand von Helmholtz atau yang lebih dikenal dengan Helmholtz, lahir pada
tnggal 31 Agustus 1821 di kota Postdam. Helmholtz adalah fisikawan berkebangsaan
jerman yang sangat jenius. Ia penemu prinsip hukum kekekalan tenaga. Helmholtz
dengan pikiran ilmiahnya telah memberikan kontribusi dalam bidang psikologi,
ilmu optik, ilmu suara, dan elektrodinamika yang sangat mengedepan di abad
ke-19.
Helmholtz
adalah lulusan sekolah kedokteran Friedrich Wilhelm Medical Institute di kota
Berlin. Ia bekerja sebagai ahli bedah di Postdam. Ia juga mendalami bidang fisiologi,
anatomi, dan bahkan menyatukan semua bidang fisika dalam studi komprehensif.
Pada tahun 1847, ia mempublikasikan tulisannya yang berjudul On The Conservation of Force, yang
menerangkan kontraksi otot dan panas tubuh binatang itu adalah suatu hasil kerja
kimia dan fisika.
Dari
Berlin, Helmholtz pindah ke Konigsber.Pada
tahun 1856 sampai tahun 1866, ia menjadi professor anatomi di University of
Heidelberg. Ia memfokuskan penelitiannya di bidang mata. Selain penelitian-penelitian
tersebut, Helmholtz juga mempelajari tentang telinga.Ia merumuskan teori resonansi
tatap muka, dalam halini organ tertentu telinga bagian dalam berfungsi sebagai
resonator tetap (Febi, dkk.2007:30).
ALAT PENDENGARAN MANUSIA
Menurut pendapat Watson yang menyatakan bahwa alat
pendengaran pada manusia berupa telinga. Telinga merupakan organ pendengaran
dan juga memainkan peran penting dalam mempertahankan keseimbangan. Bagian-bagian
yang berperan dalam pendengaran yaitu :
Telinga bagian luar
berfungsi sebagai mikrofon yaitu menampung gelombang suara dan menyebabkan membrane
timpany bergetar. Semakin tinggi frekuensi getaran semakin cepat pula
membran tersebut bergetar begitu pula sebaliknya (Buchari, 2007). 1. Daun
Telinga
Daun telinga tersusun atas
tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah yaitu cuping
telinga tersusun dari lemak. Daun telinga berfungsi sebagai
pengumpal energi bunyi dan di konsentras pada membrane tympani (Tambunan.
2005).
2. Liang
/ Kanal Telinga
Pada
liang telinga (kanal) terdapat wax yang berfungsi sebagai
peningkatan kepekaan terhadap frekuensi suara3000-4000 Hz, panjang
liang telinga ini adalah 2,5-4 cm terbentuk dari jaringankartilago,
membran dan tulang dan dibalut oleh kulit yang mengandung kelenjarminyak
(wax).
Saluran telinga luar
berfungsi menghasilkan minyak serumen. Saluran telinga luar yang dekat dengan
lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus untuk menjaga agar benda
asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar
permukaan saluran telinga luar dan gendang telinga tidak kering.
3. Membran
Tympani
Membran
tympani mempunyai ketebalan 0,1 mm dan luas 65, membran ini mengalami vibrasi
yang akan diteruskan ke telinga tengah yaitu pada tulang malleus, incus,
dan stapes (Tambunan. 2005). Membran tympani memisahkan telinga luar dengan telinga
tengah disebut membran timpani (selaput gendang).
Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yaitu
menampung gelombang suara dan menyebabkan membrane timpany bergetar.
Semakin tinggi frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar
begitu pula sebaliknya (Buchari, 2007).
1. Tulang-Tulang
Pendengaran
Terdiri
dari tiga buah tulang pendengaran (osicles) yaitu tulang malleus (tulang martil), incus(tulang landasan),
stapes (tulang sanggurdi)yang
berfungsi memperbesar getaran dari membrane timpany dan meneruskan
getaran yang telah diperbesar ke ovalwindow yang bersifat
fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung dari cochlea (Buchari,
2007). Suara yang masuk akan mengalami pemantulan sebesar 99,9% dan yang
diteruskan 0,1%.Ketiga tulang tersebut
saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk mengalirkan getaran suara
dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.
2. Saluran
Eustachius
Saluran
eustachius menghubungkan ruang telinga tengah dengan pharynx,
sehingga berfungsi sebagai penyeimbang tekanan udara pada kedua sisi ruangan
tersebut. Telinga bagian tengah memegang proteksi terhadap suara yang terlalu
keras karena adanya tuba eustachius yang mengatur tekanan di dalam
telinga bagian tengah yang berhubungan langsung dengan pharynx. Apabila
mendengarkan suara yang terlalu keras (petir) maka dengan membuka mulut
lebar-lebar, suara tersebut akan banyak berkurang kekerasannya dalam telinga
(Tambunan, 2005).
C.Telinga
Bagian Dalam
Telinga dalam berada di belakang tulang
tengkorak kepala terdiri dari cochlea (rumah siput) dan oval window (tingkat
oval). Cochlea berbentuk spiral (seperti rumah siput) dengan isi
cairan di dalamnya (Tambunan, 2005). Ukuran panjang cochlea berkisar 3
cm yang terdiri dari dua saluran membrane, yaitu :
Mulai
dari oval window sampai sepanjang tabung spiral yang berbalik
pada ujung saluran tersebut, selanjutnyaberjalan turun menuju round window.
Sebuah
sistem tertutup yang terdiri dari organ corti terletak dalam ruangan yang
terbentuk oleh kedua saluran. Kedua saluran ini mengandung cairan yang disebut prelymph
dan cairan yang disebut tulang yang kurang sempurna dan membran basiler.
Organ corti mengandung lebih dari 20.000 sel sensor, terletak pada membrane
basiler, sejumlah rambut halus terletak pada ujung sel sensor tersebut dan
berhadapan dengan membran tectorial, dan serat-seratnya bergabung
bersama sel-sel rambut untuk tersambung/membentuk saraf pendengaran. Jika suara
sampai pada telinga luar maka akan diteruskan ke gendang yang akan mengentarkan
dan menggerakkan tulang pendengaran. Tulang tapes melekat pada oval
window dan cairan pada saluran membrane yang dirubah menjadi gerakan
gelombang dan berbalik kemudian merangsang organ corti (Tambunan, 2005).
Getaran ini merupakan implus bagi organ corti yang selanjutnya diteruskan
ke otak melalui syaraf pendengar (Buchari, 2007).
MEKANISME PENDENGARAN PADA MANUSIA
Suara yang berasal dari lingkungan diterima oleh
daun telinga dan liang telinga yang termasuk bagian telinga luar. Semua bunyi
yang masuk ke telinga kita sebenarnya merupakan tenaga dari suatu gelombang
suara. Kemudian gelombang suara akan menggetarkan gendang telinga (membrane
tympani) berupa selaput tipis dan transparan. selanjutnya getaran – getaran
tersebut sampai ke telinga tengah yang terdiri dari tulang – tulang pendengaran
(tulang malleus, incus dan stapes). Sebagian tulang malleus melekat
pada bagian dalam gendang telinga dan akan bergetar apabila membrane tympani
bergetar. Tulang stapes berhubungan dengan selaput ovalwindow
(tingkat oval) yaitu telinga bagian dalam. Ketiga tulang pendengaran saling
bersendi
satu
sama lain sehingga dapat menjembatani getaran dari gendang telinga, memperkeras
dan menyampaikan ke telinga dalam (Watson, 2002).
Cochlea yang
termasuk telinga dalam berisi cairan elektrolik yang memiliki struktur pipa
dengan dua setengah lingkaran yang hampir sama dengan rumah siput. Pergerakan
dari tulang-tulang pendengaran akan menggetarkan selaput oval window
yang mengakibatkan aliran cairan cochlea. Aliran dari cairan cochlea ini
akan menggerakkan sel-sel rambut halus yang melekat pada saluran cochlea,
pada saat inilah terjadi perubahan gelombang suara menjadi gelombang listrik.
Potensial listrik yang timbul akan dilanjutkan ke otak untuk
diolah/diterjemahkan melalui saraf pendengaran. Perubahan gelombang suara
menjadi potensial listrik pada saraf melalui tulang-tulang pendengaran disebut
sebagai gejala sensasi bunyi atau bone conduction.
Proses terjadinya getaran pada gendang telinga yang
mencapai tulang pendengaran dinamakan air conduction, sehingga gelombang
yang masuk dari telinga luar sampai ke telinga dalam berlangsung secara borne
conduction (Watson, 2002). Berikut ini merupakan video untuk lebih memahami mengenai skema proses pendengaran
Penyakit ini juga sering
disebut dengan penyakit bunga kol, penyakit ini disebabkan oleh kelainan
genetis. Penderita penyakit othematoma tidak memiliki aurikel dan kanal
auditori sejak lahir.
Neuroma akustikus
Yang kedua adalah neuroma
akustikus, ini adalah penyakit tumor yang menyerang sarap penghubung telinga
dengan otak.
Perikondritis
Perikondritis sebenarnya
hampir sama dengan othematoma yaitu penyakit talinga yang menyerang tulang
rawan telinga. Namun yang membedakan adalah othematoma disebabkan oleh genetis
sedangkan perikondritis disebabkan oleh adanya infeksi.
Labirintitis
Penyakit pada telinga
berikutnya adalah labirinitits. Faktor utama dari penyakit ini adalah gegar
otak, alergi dan juga infeksi. Beberapa gejala yang mungkin ditimbulkan akibat
penyakit ini adalah vertigo, mual, muntah, pendengaran berjurang dan juga
telinga berdengung. know more