Sebenarnya apakah perbedaan antara bunyi dan suara? Pernah terpikir bagaimana manusia dapat mendengar berbagai macam suara atau bunyi-bunyian? bagaimana uniknya sistem pendengaran kita? Lalu bagaimanakah hewan dapat mendengar? dan bagaimana ikan dapat mendengar di dalam air?
Selain hal-hal di atas banyak teknologi saat ini yang menerapkan dasar mengenai bunyi dan suara dalam cara kerjanya seperti USG, sistem sonar pada kapal selam dan lain sebagainya. Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai keajaiban pendengaran pada makhluk hidup kita perlu tahu sedikit mengenai bunyi dan suara.
DEFINISI
BUNYI DAN SUARA
Berdasarkan pendapat para ahli, defenisi dari bunyi
atau suara adalah sebagai berikut :
1. Suara
merupakan gangguan mekanik dalam medium gas, cair atau padat dikarenakan
getaran molekul. (Bell, 1996).
2. Bunyi adalah perubahan tekanan dalam udara
yang ditangkap oleh gendang telinga dan disalurkan ke otak (Harrington dan
Gill, 2005).
3. Bunyi
adalah suatu gelombang berupa getaran dari molekul – molekul zat yang saling
beradu satu dengan yang lainnya secara terkoordinasi sehingga menimbulkan
gelombang dan meneruskan energy serta sebagian dipantulkan kembali. Media yang
dilalui mempunyai massa yang elastik sehingga dapat mengantarkan bunyi
tersebut. (Sarwono, 2002).
4. Bunyi
atau suara didefenisikan sebagai serangkaian gelombang yang merambat dari suara
sumber getar sebagai akibat perubahan kerapatan dan juga tekanan udara
(Gabriel, 1996).
5. Gelombang
bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal, gelombang bunyi tersebut dapat dijalarkan
di dalam benda padat, benda cair dan gas (Halliday, 1990).
TABEL
BATAS PENDENGARAN MANUSIA
Berikut ini merupakan kemampuan
batas dengar manusia yang telah diteliti oleh pemerintah Amerika Serikat, U.S Government-Occupational Safety and
Healthty Act.
90 dB
|
8 jam
|
92 dB
|
6 jam
|
95 dB
|
4 jam
|
97 dB
|
3 jam
|
100 dB
|
2 jam
|
105 dB
|
1 jam
|
110 dB
|
30 menit
|
115 dB
|
15 menit
|
Dari
tabel di atas terdapat istilah yakni dB atau singkatan desibel. Desibel
menyatakan satuan kekerasan untuk bunyi. Telinga manusia meemiliki ambang batas
pendengaran di angka 120 dB, di angka 120 dB telinga manusia akan mulai
merasakan sakit. Angka 1220 dB ini juga disebut dengan threshold of pain.
ILMUWAN MENGENAI SISTEM PENDENGARAN
1.
Bartolomeo
Eustachio
Studi ilmiah tentang pendengaran mulai dengan serius pada tahun 1500-an. The Examination of the Organ Hearing diterbitkan pada tahun 1562, mungkin merupakan kerja besar pertama yang ditunjuk pada telinga. Pengarangnya adalah Bartolomeo Eustachio (1520-1574). Namanya diabadikan sebagai tuba Eustachio atau tuba faring-timpani yang menghubungkan rongga telinga tengah yang berisi udara dengan bagian belakang tenggorokan.
Eustaachio meneliti pada saat ia
menjadi professor di Roma, pada saat yang lebih kurang sama saat Andreas
Vesalius melakukan revolusi di bidang anatomi di Padua. Bukunya tentang telinga
mencakup beberapa bagian yang telah diketahui oleh para ilmuan, termasuk tuba
yang sekarang menggunakan namanya. Tuba ini telah diuraikan lebih kurang 2000
tahun sebelumnya oleh tabib Yunani, yaitu, Alemaeon dari Croton (Kindersley.
1996: 54).
2. Antonio Valsava
Ahli anatomi-mikro dan anatomi mini dari italia, yaitu Antonio Valsava ( 1666-1723) memperbarui dan memperluas buku Eustachio dengan bukunya sendiri on the Human Ear pada tahun 1704. Ia merupakan orang pertama yang mengetahui bahwa telinga terdiri atas selaput gendang dan 3 tulang kecil, yaitu tulang-tulang osikula, telinga dalam meliputi kokhlea berbentuk rumah siput, saluran setengah lingkaran, dan rongga-rongga lain yang berisi cairan (Kindersley. 1996: 54).
3.
Alfonso
CORTI
Organ corti diberi nama dari seorang ahli anatomi yaitu Alfonso Corti (1822-1888), ia menemukan sekelompok selaput berbentuk V melingkar-lingkar di dalam koklea. Lebih dari 15000 sel-sel berambut berderet-deret di dasar selaput. Daerah sel-sel rambut yang berbeda-beda menghasilkna sinyal-sinyal saraf yang berbeda pula ketika digetarkan oleh frekuensi tinggi atau rendah di dalam cairan sekeliling mereka oleh suara-suara yang melengking atau yang rendah (Kindersley. 1996: 55).
4. Bell (Sirr Charles Bell)
Sumber: ( https://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Bell)
Sir Charles Bell, dilahirkan di
Edinburgh, Skotlandia pada bulan November 1774 dan meninggal pada tanggal 28
April 1842 di Nort Hallow. Ia seorang ahli bedah, ahli anatomi dan ilmu faal.
Ia memiliki pribadi yang tertutup dan kurang berkomunikasi dengan orang lain,
walau memiliki semangat yang tinggi dalam penelitian ilmiah. Objek hasil penelitiannya
antara lain:- Menyelidiki
susunan syaraf manusia yakni syaraf sensoris dan syaraf motoris.
- Penemuan mengenai indera keenam, dalam penemuannya iamenemukan indera keenam itu ada dalam otot-otot, di antara persambungan tulang-tulang dan labirin.
- Dalam penelitiannya tentang cochlea (bagian dalam telinga) ia menemukan terdapat syaraf-syaraf yang disusun untuk berespons terhadap gelombang suara dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi.
Bell
tidak memiliki buku yang diterbitkan, karena sebagian besar penemuan dan
penelitiannya tidak dipublikasikan, tetapi sebaliknya hanya disimpan sebagai
catatan pribadi, sebagai bahan kuliah, dan bahan diskusi dengan rekan-rekannya
(Ladislaus.2004:45).
5.
Herman
Ludwig Ferdinand Von Helmholtz (1821-1894)
Herman
Ludwig Ferdinand von Helmholtz atau yang lebih dikenal dengan Helmholtz, lahir pada
tnggal 31 Agustus 1821 di kota Postdam. Helmholtz adalah fisikawan berkebangsaan
jerman yang sangat jenius. Ia penemu prinsip hukum kekekalan tenaga. Helmholtz
dengan pikiran ilmiahnya telah memberikan kontribusi dalam bidang psikologi,
ilmu optik, ilmu suara, dan elektrodinamika yang sangat mengedepan di abad
ke-19.
Helmholtz
adalah lulusan sekolah kedokteran Friedrich Wilhelm Medical Institute di kota
Berlin. Ia bekerja sebagai ahli bedah di Postdam. Ia juga mendalami bidang fisiologi,
anatomi, dan bahkan menyatukan semua bidang fisika dalam studi komprehensif.
Pada tahun 1847, ia mempublikasikan tulisannya yang berjudul On The Conservation of Force, yang
menerangkan kontraksi otot dan panas tubuh binatang itu adalah suatu hasil kerja
kimia dan fisika.
Dari
Berlin, Helmholtz pindah ke Konigsber.Pada
tahun 1856 sampai tahun 1866, ia menjadi professor anatomi di University of
Heidelberg. Ia memfokuskan penelitiannya di bidang mata. Selain penelitian-penelitian
tersebut, Helmholtz juga mempelajari tentang telinga.Ia merumuskan teori resonansi
tatap muka, dalam halini organ tertentu telinga bagian dalam berfungsi sebagai
resonator tetap (Febi, dkk.2007:30).
ALAT PENDENGARAN MANUSIA
Menurut pendapat Watson yang menyatakan bahwa alat
pendengaran pada manusia berupa telinga. Telinga merupakan organ pendengaran
dan juga memainkan peran penting dalam mempertahankan keseimbangan. Bagian-bagian
yang berperan dalam pendengaran yaitu :
A.
Telinga
Bagian Luar
Telinga bagian luar
berfungsi sebagai mikrofon yaitu menampung gelombang suara dan menyebabkan membrane
timpany bergetar. Semakin tinggi frekuensi getaran semakin cepat pula
membran tersebut bergetar begitu pula sebaliknya (Buchari, 2007).
1. Daun Telinga
1. Daun Telinga
Daun telinga tersusun atas
tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah yaitu cuping
telinga tersusun dari lemak. Daun telinga berfungsi sebagai
pengumpal energi bunyi dan di konsentras pada membrane tympani (Tambunan.
2005).
2. Liang / Kanal Telinga
2. Liang / Kanal Telinga
Pada
liang telinga (kanal) terdapat wax yang berfungsi sebagai
peningkatan kepekaan terhadap frekuensi suara 3000-4000 Hz, panjang
liang telinga ini adalah 2,5-4 cm terbentuk dari jaringan kartilago,
membran dan tulang dan dibalut oleh kulit yang mengandung kelenjar minyak
(wax).
Saluran telinga luar
berfungsi menghasilkan minyak serumen. Saluran telinga luar yang dekat dengan
lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus untuk menjaga agar benda
asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar
permukaan saluran telinga luar dan gendang telinga tidak kering.
3. Membran Tympani
3. Membran Tympani
Membran
tympani mempunyai ketebalan 0,1 mm dan luas 65, membran ini mengalami vibrasi
yang akan diteruskan ke telinga tengah yaitu pada tulang malleus, incus,
dan stapes (Tambunan. 2005). Membran tympani memisahkan telinga luar dengan telinga
tengah disebut membran timpani (selaput gendang).
B. Telinga Bagian Tengah
Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yaitu
menampung gelombang suara dan menyebabkan membrane timpany bergetar.
Semakin tinggi frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar
begitu pula sebaliknya (Buchari, 2007).
- 1. Tulang-Tulang
Pendengaran
Terdiri
dari tiga buah tulang pendengaran (osicles) yaitu tulang malleus (tulang martil), incus (tulang landasan),
stapes (tulang sanggurdi) yang
berfungsi memperbesar getaran dari membrane timpany dan meneruskan
getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat
fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung dari cochlea (Buchari,
2007). Suara yang masuk akan mengalami pemantulan sebesar 99,9% dan yang
diteruskan 0,1%. Ketiga tulang tersebut
saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk mengalirkan getaran suara
dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.
2. Saluran Eustachius
2. Saluran Eustachius
Saluran
eustachius menghubungkan ruang telinga tengah dengan pharynx,
sehingga berfungsi sebagai penyeimbang tekanan udara pada kedua sisi ruangan
tersebut. Telinga bagian tengah memegang proteksi terhadap suara yang terlalu
keras karena adanya tuba eustachius yang mengatur tekanan di dalam
telinga bagian tengah yang berhubungan langsung dengan pharynx. Apabila
mendengarkan suara yang terlalu keras (petir) maka dengan membuka mulut
lebar-lebar, suara tersebut akan banyak berkurang kekerasannya dalam telinga
(Tambunan, 2005).
C.
Telinga
Bagian Dalam
Telinga dalam berada di belakang tulang
tengkorak kepala terdiri dari cochlea (rumah siput) dan oval window (tingkat
oval). Cochlea berbentuk spiral (seperti rumah siput) dengan isi
cairan di dalamnya (Tambunan, 2005). Ukuran panjang cochlea berkisar 3
cm yang terdiri dari dua saluran membrane, yaitu :
- Mulai dari oval window sampai sepanjang tabung spiral yang berbalik pada ujung saluran tersebut, selanjutnyaberjalan turun menuju round window.
MEKANISME PENDENGARAN PADA MANUSIA
Suara yang berasal dari lingkungan diterima oleh
daun telinga dan liang telinga yang termasuk bagian telinga luar. Semua bunyi
yang masuk ke telinga kita sebenarnya merupakan tenaga dari suatu gelombang
suara. Kemudian gelombang suara akan menggetarkan gendang telinga (membrane
tympani) berupa selaput tipis dan transparan. selanjutnya getaran – getaran
tersebut sampai ke telinga tengah yang terdiri dari tulang – tulang pendengaran
(tulang malleus, incus dan stapes). Sebagian tulang malleus melekat
pada bagian dalam gendang telinga dan akan bergetar apabila membrane tympani
bergetar. Tulang stapes berhubungan dengan selaput ovalwindow
(tingkat oval) yaitu telinga bagian dalam. Ketiga tulang pendengaran saling
bersendi
satu
sama lain sehingga dapat menjembatani getaran dari gendang telinga, memperkeras
dan menyampaikan ke telinga dalam (Watson, 2002).
Cochlea yang
termasuk telinga dalam berisi cairan elektrolik yang memiliki struktur pipa
dengan dua setengah lingkaran yang hampir sama dengan rumah siput. Pergerakan
dari tulang-tulang pendengaran akan menggetarkan selaput oval window
yang mengakibatkan aliran cairan cochlea. Aliran dari cairan cochlea ini
akan menggerakkan sel-sel rambut halus yang melekat pada saluran cochlea,
pada saat inilah terjadi perubahan gelombang suara menjadi gelombang listrik.
Potensial listrik yang timbul akan dilanjutkan ke otak untuk
diolah/diterjemahkan melalui saraf pendengaran. Perubahan gelombang suara
menjadi potensial listrik pada saraf melalui tulang-tulang pendengaran disebut
sebagai gejala sensasi bunyi atau bone conduction.
Proses terjadinya getaran pada gendang telinga yang
mencapai tulang pendengaran dinamakan air conduction, sehingga gelombang
yang masuk dari telinga luar sampai ke telinga dalam berlangsung secara borne
conduction (Watson, 2002). Berikut ini merupakan video untuk lebih memahami mengenai skema proses pendengaran
BEBERAPA PENYAKIT PADA TELINGA
Othematoma
Penyakit ini juga sering
disebut dengan penyakit bunga kol, penyakit ini disebabkan oleh kelainan
genetis. Penderita penyakit othematoma tidak memiliki aurikel dan kanal
auditori sejak lahir.
Neuroma akustikus
Yang kedua adalah neuroma
akustikus, ini adalah penyakit tumor yang menyerang sarap penghubung telinga
dengan otak.
Perikondritis
Perikondritis sebenarnya
hampir sama dengan othematoma yaitu penyakit talinga yang menyerang tulang
rawan telinga. Namun yang membedakan adalah othematoma disebabkan oleh genetis
sedangkan perikondritis disebabkan oleh adanya infeksi.
Labirintitis
Penyakit pada telinga
berikutnya adalah labirinitits. Faktor utama dari penyakit ini adalah gegar
otak, alergi dan juga infeksi. Beberapa gejala yang mungkin ditimbulkan akibat
penyakit ini adalah vertigo, mual, muntah, pendengaran berjurang dan juga
telinga berdengung. know more
untuk mengunduh materi mengenai sistem pendengaran dan beberapa materi lainnya silahkan klik disini. selanjutnya untuk memperluas wawasan mari belajar lebih banyak mengenai materi-materi di bawah ini:
SISTEM SONAR PADA HEWAN
APLIKASI SISTEM SONAR DALAM KEHIDUPAN
untuk mengunduh materi mengenai sistem pendengaran dan beberapa materi lainnya silahkan klik disini. selanjutnya untuk memperluas wawasan mari belajar lebih banyak mengenai materi-materi di bawah ini:
SISTEM SONAR PADA HEWAN
APLIKASI SISTEM SONAR DALAM KEHIDUPAN
untuk evaluasi kemampuan materi dalam blog ini, silahkan berlatih mengerjakan soal di bawah dengan cara:
user name: iszhardita@gmail.com
password: 05maret1997
Daftar Pustaka
Bell, Paul A,dkk. 1996. Environmental Psychology 4th Edition. Florida: Harcourt Brace College Publisher.
Febi Dasa Anggraini, dkk.2007. Ensiklopedi Tokoh Fisika. Jakarta: Balai Pustaka.
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC
Halliday, Resnick J.R. 1990. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Harrington, F.S Gill. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Kindersley, Dorling. 1996. Jendela IPTEK “Tubuh Manusia”. Jakarta: Balai Pustaka.
Ladislaus, Naisaban. 2004. Para Psikologi Terkemuka Dunia (Riwayat Hidup, Pokok Pikiran dan Karya). Jakarta: Grasindo.
Sarwono, Prawirohardjo. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Tambunan, Sihar Tigor Benjamin. 2005. Kebisingan di Tempat Kerja. Yogyakarta:Andi.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta: EGC.
http://disehat.com/macam-macam-penyakit-pada-telinga/
Sumber Gambar
https://en.wikipedia.org/wiki/Alfonso_Giacomo_Gaspare_Corti
https://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Bell
https://it.wikipedia.org/wiki/Bartolomeo_Eustachi
http://sialafashiontropia.blogspot.co.id/2015/08/gangguan-pendengaran-pada-manusia.html
http://www.nndb.com/people/445/000072229/
http://www.scielo.cl/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0034-98872006000800018
http://www.softilmu.com/2015/04/Pengertian-Bagian-Bagian-Telinga-Fungsi-adalah.html
https://yathallah.wordpress.com/2010/05/25/latihan-excel-kelas-xi/
Sumber Video
https://www.youtube.com/watch?v=M1RIjgiHNoE
- klik "latihan soal" di bawah
- login dengan menggunakan user name "iszhardita@gmail.com" dan memasukkan password 05maret1997" kemudian klik bagian submit
- pilih menu started quiz pada kelas young scientist
- pada kolom started quiz klik tulisan "take"
- dilanjutkan dengan klik bagian "start quiz"
- silahkan mengisi soal-soal yang disediakan
- selamat berlatih!!:)
user name: iszhardita@gmail.com
password: 05maret1997
Daftar Pustaka
Bell, Paul A,dkk. 1996. Environmental Psychology 4th Edition. Florida: Harcourt Brace College Publisher.
Febi Dasa Anggraini, dkk.2007. Ensiklopedi Tokoh Fisika. Jakarta: Balai Pustaka.
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC
Halliday, Resnick J.R. 1990. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Harrington, F.S Gill. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Kindersley, Dorling. 1996. Jendela IPTEK “Tubuh Manusia”. Jakarta: Balai Pustaka.
Ladislaus, Naisaban. 2004. Para Psikologi Terkemuka Dunia (Riwayat Hidup, Pokok Pikiran dan Karya). Jakarta: Grasindo.
Sarwono, Prawirohardjo. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Tambunan, Sihar Tigor Benjamin. 2005. Kebisingan di Tempat Kerja. Yogyakarta:Andi.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta: EGC.
http://disehat.com/macam-macam-penyakit-pada-telinga/
Sumber Gambar
https://en.wikipedia.org/wiki/Alfonso_Giacomo_Gaspare_Corti
https://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Bell
https://it.wikipedia.org/wiki/Bartolomeo_Eustachi
http://sialafashiontropia.blogspot.co.id/2015/08/gangguan-pendengaran-pada-manusia.html
http://www.nndb.com/people/445/000072229/
http://www.scielo.cl/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0034-98872006000800018
http://www.softilmu.com/2015/04/Pengertian-Bagian-Bagian-Telinga-Fungsi-adalah.html
https://yathallah.wordpress.com/2010/05/25/latihan-excel-kelas-xi/
Sumber Video
https://www.youtube.com/watch?v=M1RIjgiHNoE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar